EEG kepanjangan dari Elektro Enchepalography. apakah itu?
EEG merupakan alat yang digunakan untuk melakukan perekaman sinyal sinyal listrik dalam otak yang direkam oleh elektroda yang ditempatkan pada kulit kepala. dibawah ini merupakan gambar dari sebuah alat EEG.
Definisi
Rekaman Bioelectrik merupakan ilmu yang mempelajari tentang aktifitas kelistrikan otak .
dasar satu rekaman EEG adalah perbedaan beda potensial listrik antara 2 titik. Bila potensial listrik input1 lebih negatif dari input 2 maka defleksi pena atas.Bila potensial input 1 lebih positive dari input 2 maka defleksi pena
bawah.
Sinyal EEG dari pasien dihantarkan melalui elektroda oleh jackbox. Penamaan elektroda pada jackbox sesuai dengan penempatan dan penamaan pada sistem 10-20. Penamaan dengan huruf dan angka seperti fp1, fpz dll. dari jackbox diteruskan ke pemilihan montage dan kemudian diteruskan ke amplifier untuk dikuatkan sinyal nya dan ditampilkan dalam grafik.
Penempatan
Elektrode EEG
menggunakan 10-20 system
Penempatan
elektrode menggunakan 10-20 system ditetapkan pada Kongres Internasional EEG ke
empat pada tahun 1957.
Prinsip dasar:
Penempatan
elektroda ditentukan berdasarkan
pengukuran melalui marka standard tulang tengkorak
Penempatan
elektroda harus meliputi semua bagian kepala
Penentuan posisi
menggunakan istilah anatomis otak (frontal, parietal, temporal, oksipital)
Masing masing
elektroda mempunyai singkatan standard berdasarkan lokasi pada area otak (F, T,
P, O)
Digunakan nomor ganjil untuk elektroda yang terletak di kiri, dan nomor genap untuk bagian kanan kepala
Digunakan nomor ganjil untuk elektroda yang terletak di kiri, dan nomor genap untuk bagian kanan kepala
Peralatan Pengukuran:
Pita pengukur
dalam satuan milimeter, pita jangan terlalu lebar (<5mm)
Pinsil penanda kulit nontoksic dengan ujung yang agak lancip, dengan 2 warna yang menyolok Penjepit rambut/karet
Pinsil penanda kulit nontoksic dengan ujung yang agak lancip, dengan 2 warna yang menyolok Penjepit rambut/karet
Teknik Pengukuran:
·
Langkah I
Ø Buat garis
‘imaginer’ dari nasion- puncak kepala - inion
Ø 10% dari jarak
total nasion-inion merupakan bidang frontal polar (Fp)
Ø Selanjutnya dilakukan
penandaan transversal masing masing 20% dari jarak nasion-inion sampai tinggal
tersisa 10% dari jarak total
Ø Garis garis ini
akan menjadi bidang frontal, sentral (pada titik 50%), parietal dan
oksipita
·
Langkah II
v Buat garis
‘imaginer’ antar preaurikuler kiri dan kanan, melalui bidang sentral
v 10% dari jarak
ini diatas titik preaurikuler kiri menjadi
bidang sirkumferensial kiri
v 20% diatas bidang
sirkumferensial kiri akan menjadi bidang parasagital kiri
v 20% diatas bidang
parasagital kiri akan menjadi bidang sentral yang memotong bidang sagital (Cz)
·
Langkah III
v Untuk penempatan
elektroda pada bidang sagital
v Ujung pita ukur
diletakan pada nasion dan inion melalui Cz, didapat Fz & Pz
v Titik temu garis
ini dengan bidang horizontal akan menentukan
Fpz dan Oz
·
Langkah IV
v Pita pengukur
diletakan pada Fpz-Oz melalui garis sirkumferensial kiri
v 10% jarak total
merupakan calon lokasi fronto polar kiri (Fp1)
v 20% jarak Fpz-Oz
dilateral Fp1 merupakan calon lokasi frontal kiri (F7)
v 20% lateral F7
merupakan lokasi mid temporal kiri (T3)
v 20% lateral T3
calon lokasi posterior temporal kiri (T5)
v 20% lateral T5
merupakan calon lokasi oksipital kiri (O1)
v Sisa yang 10%
akan kembali ke titik Oz
·
Langkah V
Sama dengan langkah IV untuk belahan kepala bagian kanan,
sehingga didapat T4
·
Langkah VI
v Garis
sirkumferensial yang menyilang bidang Fp dan F akan menentukan posisi FP1
, F7, T5 dan O1
v Untuk belahan
kanan didapatkan Fp2, F8,T6 dan O2
·
Langkah VII
v Pita pengukur
diletakkan pada Fp1-garis para-sagital kiri - O1
v 25% jarak total
dibelakang Fp1 menandai bidang frontal
v 25% selanjutnya
akan menyilang garis parasagital , merupakan posisi C3
v 25% jarak total
dibelakang C3 akan menandai bidang parietas
·
Langkah VIII
Sama dengan untuk belahan kanan sehingga didapatkan
posisi C4, bidang frontal dan parietas
Langkah IX
v Pita pengukur
diletakan pada posisi F7- Fz - F8
v 1/2 jarak F7-Fz
yang memotong bidang parasagital kiri merupakan lokasi F3
v Hal yang sama dilakukan untuk menentukan posisi F4
v Jarak antara
masing masing elektroda pada bidang frontal harus sama
·
Langkah X
v Pita pengukur
diletakan pada posisi T5- Pz- T6
v 1/2 jarak T5-Pz
akan menyilang bidang parasagital kiri, sehingga dapat ditetapkan posisi
elektroda P3
v Hal yang sama
dilakukan untuk elektroda P4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar